Nama : Aqli Auliawati
Kelas : 3EB21
PARAGRAF
DEDUKSI DAN INDUKSI
Deduksi
Deduksi
adalah proses bernalar yang bertolak dari sebuah simpulan (umum) yang
didapatkan dari hal-hal yang bersifat khusus atau individu. Penalaran deduksi
ada dua macam, yaitu:
1.
Silogisme
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
PU : A
= B
PK : C
= A
S : C =
B
Contoh:
Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib membayar pajak
Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib membayar pajak
PU : Semua pemilik mobil wajib
membayar pajak
A
= B
PK : Pak Budiman memiliki
sebuah mobil.
C =
A
S : Pak Budiman
wajib membayar pajak
C
= B
2.
Entimem
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua
premis (premis umum dan premis khusus)
guna menurunkan premis baru (simpulan). Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam
entimem diberikan alasan sebagai penyebabnya.
PU : A =
B
PK : C =
A
S : C =
B karena C = A
Contoh:
PU : Semua warga yang sudah berumur 17 tahun wajib memiliki KTP
A
= B
PK : Monica sudah
berumur 17 tahun
C
= A
S : Monica
wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
C
= B
C = A
Induksi
Induksi adalah penalaran yang
menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum. Penalaran induksi
ada tiga macam yaitu:
- Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara
umum.
Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila
dipanaskan akan memuai
Emas
bila dipanaskan akan memuai
Besi bila
dipanaskan akan memuai
Alumunium
bila dipanaskan akan memuai
Dari
peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila
dipanaskan
akan memuai.
2. Analogi
Penalaran
jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan.
Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa
pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.
Contoh:
Perawatan tanaman dilakukan dengan
seksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya.
Dengan begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah pun
dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu
memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan yang layak, serta
menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi orang
yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang. Jadi, merawat dan membesarkan
anak hingga menjadi orang yang berguna sama seperti merawat tanaman untuk memperoleh
kualitas yang baik.
·
Hubungan
Kausalitas
Penalaran jenis ini dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa
peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau
peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan. Terdapat tiga
macam hubungan kausalitas, yaitu:
1. Hubungan Sebab-Akibat
Yang dikemukakan adalah
peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang
menjadi akibat
Contoh:
Tadi siang aku makan di kantin
sekolah bersama dengan teman-temanku. Aku memesan menu padang. Sambal menu
padang itu sangat menggiurkan dan menggugah seleraku. Aku makan begitu lahap
sehingga aku kenyang.
2. Hubungan Akibat-Sebab
Yang dikemukakan adalah
peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat. Kemudian dicari apa penyebabnya.
Contoh:
Supri adalah siswa yang mendapat
nilai ujian matematika tertinggi. Tidak heran bila ia mendapatkan nilai
tertinggi. Semalaman Supri belajar matematika. Ia bertekad untuk mendapatkan
nilai yang bagus agar tidak perlu melakukan remedial.
3. Hubungan Sebab Akibat 1 Akibat 2
Yang dikemukakan adalah
peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan beberapa akibat yang lain.
Contoh:
Siswa A berasal dari keluarga yang
kurang mampu,tetapi bercita-cita menjadi sarjana teknik. Sejak masuk SMA, ia
kerja keras. Dalam pikirannya hanya ada satu target harus menyisihkan semua
kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata pelajaran. Akibatnya, selama kelas
satu, dua, dan tiga ia selalu memperoleh peringkat pertama. Hal itu karena
kerja keras dan tekad yang kuat untuk menyandang sarjana teknik. Akibatnya, ia
lulus seleksi PMDK dan ia diterima sebagai mahasiswa ITB, Jurusan Elektro.
Referensi :