Kamis, 30 Oktober 2014

Paragraf Deduksi dan Induksi


Nama : Aqli Auliawati
Kelas  : 3EB21

PARAGRAF DEDUKSI DAN INDUKSI

Deduksi
Deduksi adalah proses bernalar yang bertolak dari sebuah simpulan (umum) yang didapatkan dari hal-hal yang bersifat khusus atau individu. Penalaran deduksi ada dua macam, yaitu:
1.      Silogisme
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan).
            PU : A   =  B
            PK : C   =  A
            S :  C  =  B
             
           Contoh:

            Semua pemilik mobil wajib membayar pajak. Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
            Maka kesimpulannya: Pak Budiman wajib membayar pajak
            PU : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak
                                   A                =              B
           PK : Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
                              C       =       A
           S    : Pak Budiman wajib membayar pajak
                           C          =            B 
2.      Entimem
   Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis     khusus) guna menurunkan premis baru (simpulan). Namun, dalam penarikan kesimpulan dalam entimem diberikan alasan sebagai penyebabnya.
            PU :   A   =    B
            PK :   C   =    A
            S :   C   =    B  karena  C  =   A
           Contoh:

PU : Semua warga yang sudah berumur 17 tahun wajib memiliki KTP
                                                           A                             =             B
           PK : Monica  sudah berumur 17 tahun
                        C     =              A
            S    : Monica wajib memiliki KTP, karena Monica sudah berumur 17 tahun
                               C      =        B                                   C    =         A

Induksi

Induksi adalah penalaran yang menuntun pembaca pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus untuk menuju pada simpulan umum. Penalaran induksi ada tiga macam yaitu:
  1. Generalisasi
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk diambil simpulannya secara umum.

Contoh:
Tembaga bila dipanaskan akan memuai
Perak bila dipanaskan akan memuai
Timah bila dipanaskan akan memuai
            Emas bila dipanaskan akan memuai
Besi bila dipanaskan akan memuai
Alumunium bila dipanaskan akan memuai
Dari peristiwa-peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua logam bila
dipanaskan akan memuai.

2.      Analogi

Penalaran jenis ini dimulai dengan membandingkan dua hal yang memiliki banyak persamaan. Dalam penalaran ini banyak terdapat persamaan. Akhirnya, ditarik simpulan bahwa pada segi-segi yang lain pun tentu akan terdapat persamaan juga.


Contoh:
Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya. Dengan begitu, tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah pun dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang, dan pendidikan yang layak, serta menghindarinya dari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi  orang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang. Jadi, merawat dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang berguna sama seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik.
·         Hubungan Kausalitas
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa sehingga sampai pada suatu simpulan bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sebab suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa tersebut merupakan akibat suatu keadaan. Terdapat tiga macam hubungan kausalitas, yaitu:
1.      Hubungan Sebab-Akibat

Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab sehingga sampai pada suatu simpulan yang menjadi akibat

Contoh: 
Tadi siang aku makan di kantin sekolah bersama dengan teman-temanku. Aku memesan menu padang. Sambal menu padang itu sangat menggiurkan dan menggugah seleraku. Aku makan begitu lahap sehingga aku kenyang.

2.       Hubungan Akibat-Sebab

Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi akibat. Kemudian dicari apa penyebabnya.

Contoh:
Supri adalah siswa yang mendapat nilai ujian matematika tertinggi. Tidak heran bila ia mendapatkan nilai tertinggi. Semalaman Supri belajar matematika. Ia bertekad untuk mendapatkan nilai yang bagus agar tidak perlu melakukan remedial.

3.      Hubungan Sebab Akibat 1 Akibat 2

Yang dikemukakan adalah peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan beberapa akibat yang lain.



Contoh:
Siswa A berasal dari keluarga yang kurang mampu,tetapi bercita-cita menjadi sarjana teknik. Sejak masuk SMA, ia kerja keras. Dalam pikirannya hanya ada satu target harus menyisihkan semua kawan-kawan sekelasnya dalam semua mata pelajaran. Akibatnya, selama kelas satu, dua, dan tiga ia selalu memperoleh peringkat pertama. Hal itu karena kerja keras dan tekad yang kuat untuk menyandang sarjana teknik. Akibatnya, ia lulus seleksi PMDK dan ia diterima sebagai mahasiswa ITB, Jurusan Elektro.

 Referensi :


Sabtu, 04 Oktober 2014

Paragraf Deduktif dan Induktif

Nama  : Aqli Auliawati
Kelas   : 3EB21


PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Pengertian Paragraf

Paragraf adalah bagian suatu karangan yang mengandung satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Pengertian Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf, kemudian diikuti kalimat kalimat penjelas.

Contoh Paragraf Deduktif :

Pemuda warga desa Tenteram memutuskan melaksanakan jam belajar masyarakat dengan tertib. Sebelumnya, banyak anak sekolah yang dibiarkan di luar rumah, dan hanya duduk duduk di pinggir jalan pada saat jam jam belajar. Para pemuda mulai mendatangi orang tua dan memberi pengertian pentingnya belajar bagi anak anak mereka. Apabila warga menemukan anak-anak mereka sedang kumpul-kumpul di pinggir jalan pada saat jam belajar, mereka akan diperingatkan dan diajak untuk belajar bersama. Jam belajar masyarakat dimulai pu18.00 sampai pukul 20.00.
Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat yang pertama yaitu, Pemuda warga desa tenteram memutuskan melaksanakan jam belajar masyarakat dengan tertib.

Pengertian Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang berpola dari khusus ke umum, artinya paragraf yang diawali dengan beberapa kalimat penjelas kemudian ditarik kesimpulan yang berupa umum. Sehingga kalimat utamanya terdapat di akhir paragraf.

Contoh Paragraf Induktif :

Demam yang tinggi yang terjadi selama beberapa hari dapat dicurigai sebagai demam berdarah. Seseorang yang menderita demam berdarah juga mengalami pendarahan dari lubang hidung atau biasa disebut mimisan. Selain itu, muncul bintik-bintik merah pada tubuh. Semua gejala tersebut hendaknya diperhatikan sehingga jika terjadi gejala-gejala tersebut, penderita bisa ditolong dan ditangani dokter.

Referensi :